Tafsir surah al kahfi : 94
“Sadda”; kata akar terdiri dari pada 3
huruf yaitu; “sīn
– dāl - dāl”- (س د د), sedangkan “ar-radma”; kata akar terdiri dari pada tiga
huruf, yaitu; “rā’
dāl mīm”- (ر د م). Perkataan “ar-radma” ini disebut hanya sekali di dalam
Al Qur’an dengan tafsir; “sesuatu yang
menutupi/mengahalangi/menempati antara sesuatu dengan sesuatu yang lain”. Adakah perkataan “ar-radma” ini ada hubungan
dengan perkataan “dam”?,
Sebagai contoh, misalnya jenis”Arch” – the Gordon dam – Tasmania,
adakah struktur building bangunan tembok “Dzulqornaen” memiliki sketsa yang
sama dengan the Gordon arch dam dan sejenisnya ? menurut saya tidak begitu,
namun, mari coba kita teliti lebih lanjut.
the Gordon Dam - The Gordon Dam yang juga dikenal sebagai Gordon River Dam, adalah Ganda kelengkungan pada lengkungan bendungan di Sungai Gordon-Tasmania-Australia. Bendungan ini memiliki panjang 192 meter (630 kaki), dan tinggi 140 meter (460 kaki), menjadikannya bendungan tertinggi di Tasmania dan kelima tertinggi di Australia. – redaksi Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mengenai “Sadda”
dengan definisi tafsir sebagai “yang diminta”, dan “ar radma” memiliki definisi tafsir sebagai “yang dibina”,
lebih menafsirkan akan sosok DzulQornain yang lebih arif dalam hal “pembinaan”,
sebab beliau menggunakan kata yang mungkin lebih betul pada istilah pembinaan,
yaitu; “radma”
yang artinya sesuai sebagai “tembok pertahanan”.
Contoh :
Peminta : “Tolong buatkan saya sebuah rumah”
Pembina : “iya,
saya akan buatkan anda sebuah bungalow”
Jadi, tafsir makna “ar-radma” lebih menunjuk pada ciri-ciri yang
lebih spesifik (khusus), yaitu seperti contoh di dalam surah al Kahfi ayat
berikutnya, di mana menceritakan ciri-ciri kekhususan dua suku kata tersebut
adalah;
1.
Bahan, (ketul-ketul besi dan tembaga cair)
2.
Saiz (saiz “ar-radma” tidak di-nyatakan secara
langsung, tinggi, dan di-nisbatkan kepada tapak pembinaan waktu itu, yaitu; “radma”, ini memiliki makna “penutup yang tinggi”, sehingga
maksudnya dapat mencakup untuk “menutupi lapangan antara dua gunung itu”, Ini
merupakan ciri-ciri “dam” atau-pun yang biasa kita panggil “empang”
atau “waduk”
atau “danau”
atau “kanal”
atau “penampung”.
3.
Kaidah pembinaan
Namun dari sekian banyaknya tafsir, maka
kedekatan majazi tafsir “ar radma” memiliki
arti; “sesuatu yang
menutupi/mengahalangi/menempati antara sesuatu dengan sesuatu yang lain”.
Kita juga sedia maklum, jumhur ulama' yang
berpendapat bahawasanya “ar radma”
adalah sebuah “tembok” yang dibina
oleh "Dzulqornaen” yang disebut
dalam Al Qur’an. Pembinaan tembok masih boleh dicapai oleh akan aqal dan
fikiran manusia, walaupun tidak sehebat tembok yang dibina oleh Dzulqornaen, hanya
saja jika “ar-radma” di definisikan
dengan tafsir; “sebagai penutup yang kukuh”
sekalipun, hal tersebut masih boleh untuk dirujuk sebagai “tembok”.
Kemudian merujuk pada kata “as-sadda” disini, di-dalam surah Al Kahfi
memiliki arti sebagai “penghadang/penghalang/pemisah”
antara golongan yang di-sebut di dalam Al Qur’an dengan kaum Ya’jut dan Ma’jut.
Jadi benar, bahwa kata ini memiliki makna “sebelum pembinaan tembok”, namun, hal ini-pun
masih butuh merujuk kepada “tembok yang bakal
dibina”. Kemudian di kaitkan
dengan rujukan kata “as-sadda” yang berasal dari “surah Yasin”, memiliki maksud sebagai “sekatan ghaib dengan hijab” atau “penghadang kasyaf yang bersifat metafisik”,
artinya; “suatu penghalang yang sulit tercapai
akan aqal dan fikiran manusia biasa”.
Sebagai contoh; Tafsir pertama (i) -> ada
sebuah besen yang bocor ditepinya, yang mengesankan bahwa air di dalam besen
itu keluar dari celah bocoran tadi, Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak
mahu air di dalam besen itu kering? tentunya kita akan berkata, "tutup lubang itu”, dan menjadi sangat
janggal bagi kita untuk mengatakan; "Sekat
lubang itu". Tetapi jika “tutup/penutup”
digunakan bagi melengkapkan ayat dibawah, memiliki makna menjadi;
Tafsir kedua (ii) -> “ada sebuah besen”, apa yang kita akan lakukan jika
kita tidak mahu permukaan air di dalam besen menjadi kotor dan berhabuk?, maka
kita mesti menggunakan kata; "tutup besen
itu" , atau "Tolong
ambilkan penutup besen kemudian tutup besen itu". Oleh karena
itu, tafsirnya juga bisa mengartikan dengan isyarat; ”tutup dan penutup boleh di gunakan dalam dua macam keadaan di atas”.
Contoh lain; ketika ada sebatang jalan yang
rusak, sedangkan jalan ini menghubungkan antara dua jalan, yaitu timur dan
barat, atau utara dan selatan, kemudian jalan ini sedang di-tutup karena ada
aktivitas kerja untuk perbaikan jalan, maka Ini sama halnya jika jalan itu memiliki
wewenang untuk membuat penyekat jalan, atau, “jalan sedang di-tutup oleh PU sebagai usaha
untuk menjaga keselamatan para pengguna jalan raya”.
Jadi kata “di-tutup”,
masih boleh digunakan sebagaimana kepentingannya untuk “menghadang/menyekat/memisah” antara dua jalan
tersebut. Jadi, menurut tafsir bahasa “melayu” , secara majazi perumpamaan bahasa,
arti kata “di tutup” memiliki maksud
dan arti yang jamak, terlebih jika di kaitkan melalui tafsir lughah bahasa Arab,
maka tafsir kata “ar-radma” dapat
membantu pengertiannya untuk “membuka sesuatu
yang tertutup”, terlebih di-kala ta'wil itu bereteraksi terhadap
pengembalian maksudnya kepada yang asli/bentuk asal,
wallahua'lam.
Lihat ayat 94 Surah al Kahfi,
ada terdapatnya lafaz “baina as Saddaina” yang merujuk pada
tafsir “antara dua gunung”. Selanjutnya, tembok juga dikenali sebagai 'suur' di-dalam bahasa Arab. Oleh karena itu nama
yang tidak terkhas diberi kepada tembok yang dibina oleh Dulqornaen. Sebagaimana
saya terangkan sedikit sebelum ini, lafaz 'as Sadda' di-dalam surah Al Kahfi adalah
merujuk kepada tembok yang telah di-bina dengan mencampurkan “al qithr”
(tembaga) agar tidak berkarat, maka lafaz 'ar Rodma' adalah tembok yang telah
di-bina. Lalu kembali pada paham surah Al Kahfi ayat 94, di mana lafaz 'baina
saddaina' menjadi jelas memiliki definisi tafsir bahwa; “tembok itu dibina
antara dua gunung”.
“Sehingga apabila ia sampai di antara dua gunung, ia dapati di sisinya
satu kaum yang hampir-hampir mereka tidak dapat memahami perkataan” - Al Kahfi : 93.
Mereka berkata: "wahai Zulkarnain,
sesungguhnya kaum Yakjuj dan Makjuj sentiasa melakukan kerosakan di bumi; oleh
itu, setujukah kiranya kami menentukan sejumlah bayaran kepadamu (dari hasil
pendapatan kami) dengan syarat engkau membina sebuah tembok di antara kami
dengan mereka" - Al Kahfi : 94
Dia menjawab: "(kekuasaan dan kekayaan) yang
Tuhanku jadikan daku menguasainya, lebih baik (dari bayaran kamu); oleh itu
bantulah aku dengan tenaga (kamu beramai-ramai), aku akan bina antara kamu
dengan mereka sebuah tembok penutup yang kukuh” - Al Kahfi : 95
demikian saja dulu informasi dari saya, insya allah kita lanjut lagi waktu datang