Rabu, 23 September 2020

BERDOA KEPADA ALLAH

 ya Allah

aku mohon kepadamu
pikiran yang terang
hati yang jernih
tolak bala' yang tepat
gerakan badan yang tenang terkendali
lepaskanlah segala rasa sakit dari badanku
Untuk ibadah kepadaMu

aku selalu membutuhkanMu di manapun, wahai tuhanku
aku selalu berharap belas kasihMu, wahai tuhanku
arahkanlah gerak fikiranku untuk selalu berzikir dan menyebut namaMu, wahai Tuhanku
tolaklah segala bala' dan kehinaan bagiku, wahai tuhanku

RAJA DUA KUTUB



Tafsir surah al kahfi : 94

“Sadda”;  kata akar terdiri dari pada 3 huruf yaitu; “sīn – dāl -  dāl”- (س د د),  sedangkan “ar-radma”; kata akar terdiri dari pada tiga huruf, yaitu; “rā’ dāl mīm”- (ر د م). Perkataan “ar-radma” ini disebut hanya sekali di dalam Al Qur’an dengan tafsir; “sesuatu yang menutupi/mengahalangi/menempati antara sesuatu dengan sesuatu yang lain”. Adakah perkataan “ar-radma” ini ada hubungan dengan perkataan “dam”?, Sebagai contoh, misalnya jenis”Arch” – the Gordon dam – Tasmania, adakah struktur building bangunan tembok “Dzulqornaen” memiliki sketsa yang sama dengan the Gordon arch dam dan sejenisnya ? menurut saya tidak begitu, namun, mari coba kita teliti lebih lanjut.
 
the Gordon Dam - The Gordon Dam yang juga dikenal sebagai Gordon River Dam, adalah Ganda kelengkungan pada lengkungan bendungan di Sungai Gordon-Tasmania-Australia. Bendungan ini memiliki panjang 192 meter (630 kaki), dan tinggi 140 meter (460 kaki), menjadikannya bendungan tertinggi di Tasmania dan kelima tertinggi di Australia. – redaksi Wikipedia, ensiklopedia bebas
Mengenai “Sadda” dengan definisi tafsir sebagai “yang diminta”,  dan “ar radma” memiliki definisi tafsir sebagai “yang dibina”, lebih menafsirkan akan sosok DzulQornain yang lebih arif dalam hal “pembinaan”, sebab beliau menggunakan kata yang mungkin lebih betul pada istilah pembinaan, yaitu; “radma” yang artinya sesuai sebagai “tembok pertahanan”.

Contoh :
Peminta  : “Tolong buatkan saya sebuah rumah”
Pembina : “iya, saya akan buatkan anda sebuah bungalow”
Jadi, tafsir makna “ar-radma” lebih menunjuk pada ciri-ciri yang lebih spesifik (khusus), yaitu seperti contoh di dalam surah al Kahfi ayat berikutnya, di mana menceritakan ciri-ciri kekhususan dua suku kata tersebut adalah;
1.        Bahan, (ketul-ketul besi dan tembaga cair)
2.     
        Saiz (saiz “ar-radma” tidak di-nyatakan secara langsung, tinggi, dan di-nisbatkan kepada tapak pembinaan waktu itu, yaitu; “radma”,  ini memiliki makna “penutup yang tinggi”, sehingga maksudnya dapat mencakup untuk “menutupi lapangan antara dua gunung itu”, Ini merupakan ciri-ciri “dam” atau-pun yang biasa kita panggil “empang” atau “waduk” atau “danau” atau “kanal” atau “penampung”.
3.        Kaidah pembinaan

Namun dari sekian banyaknya tafsir, maka kedekatan majazi tafsir “ar radma” memiliki arti; “sesuatu yang menutupi/mengahalangi/menempati antara sesuatu dengan sesuatu yang lain”.
Kita juga sedia maklum, jumhur ulama' yang berpendapat bahawasanya “ar radma” adalah sebuah “tembok” yang dibina oleh "Dzulqornaen” yang disebut dalam Al Qur’an. Pembinaan tembok masih boleh dicapai oleh akan aqal dan fikiran manusia, walaupun tidak sehebat tembok yang dibina oleh Dzulqornaen, hanya saja jika “ar-radma” di definisikan dengan tafsir; “sebagai penutup yang kukuh” sekalipun, hal tersebut masih boleh untuk dirujuk sebagai “tembok”.

Kemudian merujuk pada kata “as-sadda” disini, di-dalam surah Al Kahfi memiliki arti sebagai “penghadang/penghalang/pemisah” antara golongan yang di-sebut di dalam Al Qur’an dengan kaum Ya’jut dan Ma’jut.

Jadi benar, bahwa kata ini memiliki makna “sebelum pembinaan tembok”, namun, hal ini-pun masih butuh merujuk kepada “tembok yang bakal dibina”.  Kemudian di kaitkan dengan  rujukan kata “as-sadda” yang berasal dari “surah Yasin”, memiliki maksud sebagai “sekatan ghaib dengan hijab” atau “penghadang kasyaf yang bersifat metafisik”, artinya; “suatu penghalang yang sulit tercapai akan aqal dan fikiran manusia biasa”.

Sebagai contoh; Tafsir pertama (i) -> ada sebuah besen yang bocor ditepinya, yang mengesankan bahwa air di dalam besen itu keluar dari celah bocoran tadi, Apa yang akan kita lakukan jika kita tidak mahu air di dalam besen itu kering? tentunya kita akan berkata, "tutup lubang itu”, dan menjadi sangat janggal bagi kita untuk mengatakan; "Sekat lubang itu". Tetapi jika “tutup/penutup” digunakan bagi melengkapkan ayat dibawah, memiliki makna menjadi; Tafsir kedua (ii) -> “ada sebuah besen”, apa yang kita akan lakukan jika kita tidak mahu permukaan air di dalam besen menjadi kotor dan berhabuk?, maka kita mesti menggunakan kata; "tutup besen itu" , atau "Tolong ambilkan penutup besen kemudian tutup besen itu". Oleh karena itu, tafsirnya juga bisa mengartikan dengan isyarat; ”tutup dan penutup boleh di gunakan dalam dua macam keadaan di atas”.

Contoh lain; ketika ada sebatang jalan yang rusak, sedangkan jalan ini menghubungkan antara dua jalan, yaitu timur dan barat, atau utara dan selatan, kemudian jalan ini sedang di-tutup karena ada aktivitas kerja untuk perbaikan jalan, maka Ini sama halnya jika jalan itu memiliki wewenang untuk membuat penyekat jalan, atau,  “jalan sedang di-tutup oleh PU sebagai usaha untuk menjaga keselamatan para pengguna jalan raya”.

Jadi kata “di-tutup”, masih boleh digunakan sebagaimana kepentingannya untuk “menghadang/menyekat/memisah” antara dua jalan tersebut. Jadi, menurut tafsir  bahasa “melayu” , secara majazi perumpamaan bahasa, arti kata “di tutup” memiliki maksud dan arti yang jamak, terlebih jika di kaitkan melalui tafsir lughah bahasa Arab, maka tafsir kata “ar-radma” dapat membantu pengertiannya untuk “membuka sesuatu yang tertutup”, terlebih di-kala ta'wil itu bereteraksi terhadap pengembalian maksudnya kepada yang asli/bentuk asal, 
wallahua'lam.

Lihat ayat 94 Surah al Kahfi,

ada terdapatnya lafaz “baina as Saddaina” yang merujuk pada tafsir “antara dua gunung”. Selanjutnya, tembok juga dikenali sebagai 'suur' di-dalam bahasa Arab. Oleh karena itu nama yang tidak terkhas diberi kepada tembok yang dibina oleh Dulqornaen. Sebagaimana saya terangkan sedikit sebelum ini, lafaz 'as Sadda' di-dalam surah Al Kahfi adalah merujuk kepada tembok yang telah di-bina dengan mencampurkan “al qithr” (tembaga) agar tidak berkarat, maka lafaz 'ar Rodma' adalah tembok yang telah di-bina. Lalu kembali pada paham surah Al Kahfi ayat 94, di mana lafaz 'baina saddaina' menjadi jelas memiliki definisi tafsir bahwa; “tembok itu dibina antara dua gunung”.

“Sehingga apabila ia sampai di antara dua gunung, ia dapati di sisinya satu kaum yang hampir-hampir mereka tidak dapat memahami perkataan” - Al Kahfi : 93. 

Mereka berkata: "wahai Zulkarnain, sesungguhnya kaum Yakjuj dan Makjuj sentiasa melakukan kerosakan di bumi; oleh itu, setujukah kiranya kami menentukan sejumlah bayaran kepadamu (dari hasil pendapatan kami) dengan syarat engkau membina sebuah tembok di antara kami dengan mereka"   - Al Kahfi : 94

Dia menjawab: "(kekuasaan dan kekayaan) yang Tuhanku jadikan daku menguasainya, lebih baik (dari bayaran kamu); oleh itu bantulah aku dengan tenaga (kamu beramai-ramai), aku akan bina antara kamu dengan mereka sebuah tembok penutup yang kukuh”        - Al Kahfi : 95

demikian saja dulu informasi dari saya, insya allah kita lanjut lagi waktu datang